Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang : "Eksistensi Nilai Raport" Lebih Penting Bagi Kita
Tangerang – Tiap akhir semester semua level pendidikan di negeri ini para peserta didiknya dipastikan akan menerima hasil penilaian belajar dalam bentuk nilai raport, yang kebanyakan kita berpendapat nilai raport tersebut adalah gambaran prestasi anak-anak kita. Untuk hal itu Zulpikar Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang, sebagai sosok yang telah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan meberikan pendapatnya : “ catatan yang harus kita ketahui bersama terkait hasil belajar anak terkhusus nilai rapor adalah ‘eksistensi nilai raport’ tersebut. ‘Eksistensi nilai raport’ maksudnya begini : kekuatan nilai rapor itu tidak berlaku secara umum, artinya kemampuan anak yang nilai matematika 80 pada sekolah A belum tentu lebih baik kemampuan bermatematiknya dari anak yang nilai 75 pada sekolah B “.
Zulpikar melanjutkan : “ mengapa ini bisa terjadi, karena hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, kemampuan guru dalam melakukan penilaian siswa setiap harinya atau kemampuan teman-temannya satu kelas dalam bermatematik sangat mempengaruhi guru memberikan nilai. Dengan kata sederhana kemampuan guru dalam melakukan penilaian yang tidak sama antara sekolah A dengan sekolah B “.
Masih menurut Zulpikar : Jadi ketika anak kita dapat nilai matematika 97 (yang sudah masuk kategori sangat baik), ini bisa jadi belum menunjukkan kualitas atau kemampuan yang sebenarnya. Jika bukan nilai rapor yang dapat dibanggakan orang tua, jadi apa? Sebagi orang tua yang kita banggakan itu adalah bagaimana proses nilai itu diperoleh oleh anak kita, misalnya kalau besok sepulang sekolah anak kita mampu berkata : ‘tadi sewaktu di sekolah bapak guru matematika menyampaikan materinya terlalu cepat sehingga aku kurang mengerti, jadi malam ini aku harus coba mempelajarinya kembali’.
“ Hal yang utama yang kita banggakan adalah proses bagaimana nilai itu diperoleh. Proses itulah yang kita nikmati setiap hari, bagaimana anak kita mengerjakan PR tanpa harus kita perintah, bagaimana semangat anak kita pergi sekolah, bagaimana anak kita bercerita tentang teman-teman sekelas, tentang gurunya atau tentang sekolahnya, nilai-nilai inilah yang akan dibawa oleh anak-anak kita hingga dewasa “. Pungkas Zulpikar
(Red)